si secangkir kopi tanpa gula dan matahari terbenam di sore senja

Rabu, 04 Februari 2015

Untuk mu,  iya kamu, kamu yang pernah ada di dalam kehidupan ku. Yaa walau itu hanya sebentar, iya, sangat sebentar, seperti layak nya kilat yang menyilaukan langit sore nan gelap, begitu sebentar, dan sangat cepat.

Apa kabar dengan mu hari ini? Masih betah dengan nya? Dengan nya pengganti diriku yang baru? Yaa aku sadar, ini semua terjadi karna kesalahan ku di masa silam. Mungkin aku tidak membuat mu nyaman seperti dia yang sekarang, mungkin aku layak nya secangkir kopi tanpa gula, pahit. Tapi percayalah, secangkir kopi tanpa gula ini bisa membuat mu terjaga semalaman. Menemani hembusan malam yang di iringi kicauan jangkrik yang memecahkan sunyi. Hey, ini semua tidak terlalu buruk. Oh iya, mungkin, yang kamu suka bukan lah aku si secangkir kopi tanpa gula yang membuat mu terjaga sampai larut. Melainkan dia, dia yang cantik nan elok, matahari terbenam di sore senja yang kamu cintai saat ini. Ya aku akui, memang pemandangan seperti itu lebih menarik daripada terjaga hingga larut, hanya mendengar suara jangkrik yang membuat bising dan mengganggu orang orang yang sedang tidur. 
Pantas saja kau memilih dia, sekarang aku sadar, kamu lebih suka berduduk santai di pinggir pantai beralaskan pasir putih, merasakan hembusan angin laut di iringi dengan suara ombak yang memecahkan karang sambil menikmati pemandangan cantik, matahari terbenam di sore senja nan jauh di sebrang sana.

Maaf, jika selama ini, selama aku menjadi kekasih mu yang hanya sebentar, tidak mengerti yang kau mau. Mungkin yang aku bisa hanya menjadi secangkir kopi tanpa gula, bukan menjadi matahari terbenam di sore senja.

Dan sekarang, kau sudah mendapatkan yang kau mau, walaupun hati ini seperti terbesit parang, tapi percaya lah, aku mempunyai hati yang layak nya terbuat dari baja, kuat. Aku pun juga berusaha memiliki sifat se istimewa malaikat, yaitu ikhlas.

Maaf jika selama aku mengisi hari-hari mu tidak di iringi dengan lukisan memori yang indah, malah aku hanya menyisakan lembaran kosong yang tidak bermakna di kenangan hidup mu, kosong, seperti hati ku yang sekarang semenjak kamu ingin pergi. Tapi, selamat, karna kamu telah mendapatkan apa yang sesungguh nya kamu inginkan.

Dan untuk nya, pengganti diriku yang sekarang. Maaf, bukannya aku marah, bukannya sekarang kita menjadi musuh, tapi, aku hanya tidak ingi berbagi cerita saat aku masih dengan nya dan kemudian membandingkan cerita mu bersama nya saat ini. Aku pikir, itu hanya akan membuat ku tidak tenang.


Dengan salam penuh rindu, dari masa lalu mu, Sarah.



inspired by: daraprayoga.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS