tentang matahari itu yang pernah menjadi matahari ku

Kamis, 22 Oktober 2015

Pagi ini berlangsungnya ujian pertama
Nomor absensi siswa membuatku terduduk disini
Disini disebelah jendela sambil diterangi matahari pagi
Disilaukan dengan silau sinarnya yang sangat berarti
-Jakarta, 28 September 2015, ketika ujian PKN
(lanjutan)
Sebenarnya dengan begini aku merasa diperhatikan oleh matahari
Matahari yang dengan rela menemani ku, menyinari ku, mengisi hari-hari ku
Dengan senang aku menyambut matahari ku setiap pagi menjelang
Menyapa nya dengan sebuah senyuman
Bahkan ketika malam datang dan matahari telah pulang, aku selalu berdoa kepada Tuhan agar waktu berputar lebih cepat
Agar aku bisa bertegur sapa dengan senyuman kepada matahari lagi
Dan kini, aku sampai pada keadaan paling rawan
Keadaan dimana aku merasa nyaman
Merasakan ada sesuatu yang dengan lancang nya telah tumbuh subur
Ya, perasaan ini kepada sang matahari
Tapi aku sadar, ternyata matahari yang selalu memperhatikan ku dari jauh sana tidak hanya untuk diriku seorang
Matahari ku menemani yang lain
Matahari ku menyinari yang lain
Matahari ku mengisi hari-hari yang lain pula
Dan tidak ada yang tau jika matahari ku itu juga memperhatikan beberapa wanita selain diriku
Ah tidak, sesuatu berkata padaku bahwa matahari ku ini tidak seperti itu
Posisi ku disini lebih dipenting kan daripada wanita-wanita itu
Buktinya saja matahari tetap tersenyum pada ku saat pagi tiba
Kita tetap bertegur sapa
Kita tetap bertukar cerita
Kita tetap bercanda ria, bercanda gurau
Matahari ku itu tetap memperhatikan ku seperti biasanya dari kejauhan sana
Iya, benar, posisi ku lebih di pentingkan dari wanita-wanita nya itu
Tapi, ketakutan ku tidak hanya sampai disitu
Sesuatu yang sangat aku takutkan tiba-tiba datang dan bersarang didalam pikiran
Bagaimana jika  matahari ku itu menghilang dan tak ada kabar?
Bagaimana jika dia berubah dan akan menghancurkan segalanya?
Menghancurkan semua kejadian yang telah terlukis indah di hari kemarin
Matahari ku itu menghancurkan bumi ini, dunia ini
Matahari ku pula yang menghancurkan hari-hari ku yang biasanya ia terangi
Aku tau, cepat atau lambat matahari ku itu akan berubah
Matahari ku akan melakukan semua ketakutan ku tadi, bisa dipastikan itu akan benar-benar terjadi
Tapi itu menjadi rahasia Tuhan dan waktu yang akan menjawabnya
Entah waktu itu sudah dekat atau masih ada kesempatan lebih untuk ku dan matahari ku untuk bertegur sapa
Dan sampai pada waktunya, ketika semua hal yang menakutkan itu datang
Matahari ku tidak seperti biasanya, dia hilang dari posisi yang seharusnya
Matahari ku yang selalu aku tunggu tidak terbit dari selebah timur
Matahari ku yang selalu aku sanjung telah terbit dari ufuk barat
Tuhan, kejadian itu telah terjadi! Mengapa begitu cepat semua rencana Mu ini
Aku sedih, aku takut, aku tidak siap. Hari ku akan gelap tanpa matahari itu

Matahari ku telah hilang tanpa kabar
Matahari ku telah menghancurkan segala nya
Matahari ku telah sukses menghancur kan bumi tempat ku berpijak
Matahari ku dengan tega nya telah menghancurkan hari-hari ku
Disini, aku sendiri, aku terdiam, sepi
Entah apa yang terjadi esok hari, tapi yang pasti aku telah berdo’a kepada Tuhan agar selalu menjaga matahari itu, matahari yang dulu menjadi matahari ku
Tuhan, terimakasih telah memperkenal kan matahari itu kepada ku
Tuhan, terimakasih telah memilih matahari itu untuk menyinari hari-hari ku yang sempat redup
Tuhan, terimakasih telah mengirimkan matahari itu untuk mengisi hari-hari ku yang sempat sepi
Tuhan, matahari itu sangat baik

Matahari itu pendengar dan penasehat yang baik
Matahari itu penghibur ku disaat aku gundah
Matahari itu tempat mencurahkan isi hati ku
Matahari itu yang selalu mengajarkan kan bagaimana cara berdo’a kepada Mu yang benar
Matahari itu juga menjadi guru disaat tugas yang menjengkelkan menghambat waktu tidur malam ku
Tuhan, tolong sampaikan sejuta salam rindu ku untuk matahari itu
Tolong sampaikan padanya jika aku sangat senang telah dipertemukan oleh matahari itu
Dan tolong sampaikan, terimakasih untuk segala nya
Rencana Tuhan dari jauh-jauh hari itu sudah benar-benar terjadi
Sekarang bumi ku sudah hancur, dunia ku sudah hancur di porakporandakan
Sudah tidak lagi berfungsi
Semuanya telah mati dan berpulang kepada Nya
Dunia ku sepi tanpa matahari
Aku tau ini semua salah ku yang dengan seenaknya...........ah sudahlah
Disini, aku hanya berharap jika Tuhan memberiku kesempatan sekali lagi untuk berbagi cerita kepada matahari ku
Atau, aku akan bertemu matahari ku di tempat dan keadaan yang lebih indah
Ataupun Matahari ku itu kembali terbit dan menyinari dunia ku (lagi)
Aku berharap semoga Tuhan mengabulkan

-Jakarta, 22 Oktober 2015, 16:36
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS