Cerita si Pendamba Oleh Sang Pujangga

Rabu, 23 September 2015

Alat penerang disetiap ruangan satu persatu mulai meredup seiring berjalannya malam, tetapi mata ini tak ingin terpejam. Pikiran nakal mulai menjalar mencari suatu buaian sang pendamba. Bodoh nya, pikiran nakal itu berhenti pada sang pujangga. Sang pujangga yang mempunyai banyak pendamba, yaitu rubah betina pada semesta.

Dibalik bilik yang sederhana, aku si sang pendamba, memuja dalam diam sang pujangga.

Aku terbangun dari lamunan yang mulai berkelana menikmati setiap khayal yang hadir dengan sempurna, rona rembulan nan indah mengalihkan pandangan ku dari balik jendela. Bulan, sampaikan sejuta rasa kagum ku pada sang pujangga. Jika tidak ada yang bernama ‘malu’ di dunia ini, aku rela bertaruh harga diri untuk menyampaikan salam itu sendiri. Namun pada fakta nya, itu berbeda sekali.

Sang pujangga yang tidak lain adalah budak sajak dan pencicip kopi. Terserah apa yang terjadi. Tapi menurut nya, yang penting adalah sebuah karangan sajak dan segelas kopi. Jika penyihir pengabul permintaan itu sungguh nyata, aku akan meminta untuk dirubah menjadi selembar kertas dan sebuah pena, dengan alasan; walaupun selembar kertas yang bersih akan ia nodai, tapi pasti ia akan bangga melihat hasilnya dan akan disimpannya kertas bernoda itu. Dan aku akan menjadi pena yang di genggam nya dalam lembut. Atau aku akan meminta untuk dirubah menjadi secangkir kopi, dengan alasan; walaupun aku akan dilupakan ketika cangkir itu kosong, setidaknya aku pernah merasakan sentuhan lembut bibir nya.

Oh Tuhan, maaf kan atas semua lamunan jalang ini.
Dan kamu sang pujangga yang sedang membaca, maafkan atas segala silap ku yang memilih mu untuk menjadi bahan tulisan ku kali ini. Ah tidak, bukan kali ini, bahkan sering kali.
Maaf jika aku silap dan telah lancang menyusun impian indah bahkan sedikit nakal tentang aku (si pendamba) dan dirimu, oh sang pujangga.

 Karna mungkin, dengan cara ini aku bisa merengkuh mu dalam bayangan walaupun aku tau, semua nya akan berujung dan kembali pada dermaga kenyataan. Mohon terima kata maaf dari perempuan hina ini.
-Pendamba-mu.
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS