Kagum ini hanya sebatas aku-Tuhan-dan teman teman ku

Minggu, 31 Mei 2015

Bersua setiap hari dengan pria manis itu merupakan hadiah Tuhan
Jika aku lupa akan takdir, yakin aku silap kepadanya
Mungkin aku akan berlari mengejarnya kemana pun dia pergi

Walau menyusuri hutan lebat tanpa lentera penerangan
Dan sampai dipinggir pantai yang dikelilingi bedebah buaya mengerikan, aku rela
Lantaran aku yakin, dia akan membawa ku pulang
Dengan vespa nya yang merah merona

Memang aku telah dibutakan olehnya
Apalagi ketika ia tersenyum
Giginya yang dihalangi kawat membuat ku menegang dan mematung
Jiwa nya yang pendiam membuat ku semakin kagum
Tapi kagum ini hanya sebatas aku-Tuhan-dan teman teman ku

Lelaki Tanpa Nama

Rabu, 20 Mei 2015

Sejujur nya aku belum pernah bertemu dengan lelaki itu, kita hanya berbincang lewat obrolan di salah satu sosial media. Aku tidak tau menau tentang dia, yang aku ingat dia orang Pekanbaru yang merantau ke Bandung untuk menyelesaikan kuliahnya. Universitas unpar, Bandung. Umur nya 19 tahun. Dia baik, baru kenal saja sudah menjadi teman curhat yang asyik. Kita berbincang tentang band kesukaan ku yang kebetulan dia juga menyukai nya. Band yang mempunyai vokalis tampan itu bernama maroon 5, yang mana vokalis nya bernama Adam Levine. Vokalis tertampan jiika dibandingkan dengan siapa pun. Aku berani bertaruh, siapa perempuan yang tidak dibuat gila dengan pesona nya? Hanya perempuan bodoh yang tidak menganggap dia mempesona.

 Awalnya dia bertanya tentang umur ku yang baru saja ulang tahun ke 17, dia bilang pasti sangat mengesankan, tetapi aku bilang tidak. Tidak sama sekali karena pada saat itu keinginan terberat yang sangat-sangat-susah untuk terkabul itu benar-benar tidak akan terkabul. Lalu dia bertanya “kenapa?” seperti nya dia tertarik untuk mendengarkan keluhan ku. Keluhan ku yang pasti dengan perlahan setiap orang akan tau tentang itu. Tentang aku lebih memilih merayakan ulang tahun dibanding nonton konser band kesukaan ku, itu terjadi karena informasi yang datang sangat-sangat telat. Dan dia mencoba menebak “pasti maroon 5?:))” dengan sangat enthusiast nya aku kalau dia tau bahwa band yang aku maksud itu maroon 5. Ah... tidak bisa digambarkan bagaimana senang nya bertemu sesama marooners di sosial media, apalagi dia ini laki-laki. Karna umumnya, marooners yang aku kenal itu perempuan.

Ternyata dia juga berniatan untuk menonton, tapi dia masih ragu karna tidak terlalu suka dengan album V.  Aku asyik berceloteh dan dia menimpali nya, aku berceloteh tentang aku mempunyai tabungan untuk nonton konser,  tapi sayang nya tidak dibolehkan dengan orang tua ku dengan alasan ICE (tempat konser di adakan) di Tangerang dan tidak ada yang antar. Lagipula, uang tabungan yang aku punya hanya cukup untuk membeli tiket di tribun saja, masih jauh untuk bisa membeli tiket festival 1 apalagi VIP. Dia menimpali lagi “cari temen donggg masa nonton sendirian? Garing parah” dengan kata-kata nya yang menggemaskan. Pada saat itu yang aku pikirkan hanya "menonton konser & bertemu Adam Levine" dan tidak masalah jika hanya menonton sendiri. Aku juga bilang bahwa aku sempat bercerita kepada salah satu guru ku yang berpendapat sama dengan alasan “orang tua mana yang mau melepas anak gadis nya keluar, sendirian, malam-malam, jauh” dan dia menimpali lagi “yaudah dengerin aja kata orang tua. Ntar kualat loh ngelawan kata orang tua” dan lagi-lagi dengan kalimat menggemaskan itu membuat ku semakin penasaran sampai detik ini dengan lelaki tanpa nama itu. 

Aku bilang bahwa aku selalu menangis hampir tak berhenti jika membahas tentang konser maroon 5 itu, seakan dia tidak mau aku bersedih, dengan menggemaskan nya dia bilang “udah jangan bahas itu. Yaudah lupain aja wkwk”

Lalu kita mulai membahas yang hampir personal, dia bercerita fakultas yang dia jalani saat ini adalah akun, dia juga bertanya aku ini jurusan ipa/ips. Ketika aku menjawab ips dan ingin tau lebih jelas akun itu akutansi atau bukan, seketika semuanya hilang. Lelaki tanpa nama yang masih misterius di kepala ku, aku selalu memikirkannya dan membandingkan dengan rasa penasaran ku, mencoba berkhayal bagaimana bentuk paras nya, postur tubuh nya, rambut nya. Sempat juga aku bertanya sendiri, apakah dia lelaki berkumis tipis? atau dia mempunyai kumis yang nyambung dengan janggut lalu nyambung lagi dengan jambang? Dia bewokan? Khayal ku ini sudah terlalu jauh tentang nya, semua itu karna dia sangat-amat-asyik untuk di ajak berbincang. Tetapi aku tidak tau dia siapa dan dimana dia sekarang. Aku semakin bingung untuk mencari-cari informasi tentang nya di sosial media lain.

Jika ada keajaiban, aku berharap lelaki tanpa nama membaca cerita yang telah aku post di blog ini. Aku hanya ingin tau nama nya dan mendengar cerita nya di kampus/hiruk pikuk kota Bandung dan Pekanbaru. Sekalian aku ingin tahu paras wajah nya, dan dia bewokan atau tida? Atau membahas lagi tentang konser maroon 5 di Jakarta. Aku rela menangisi tentang konser itu lagi jika aku berbagi cerita dengan nya, lelaki tanpa nama


-23:24, Sarah Syafilla (line id: syafillasrrr)


Teman

Senin, 04 Mei 2015

Teman merupakan orang-orang penting di bagian hidup ku, hampir setiap hari aku bertemu dengan mereka. Mereka mempunyai sifat yang berbagai macam, karna teman itu termasuk makhluk yang sengaja Tuhan ciptakan untuk meramaikan kisah hidup ku di dunia. Ada yang menjengkelkan, meyenangkan, membuat hidup ku bahagia, mengukir senyum ku setiap hari, bahkan, kadang mereka membuat ku menangis sedih.

Sifat yang aku sebut barusan menunjukan keterangan ku kepada mu, kamu adalah salah satu teman ku yang paling aku hafal. Kita dekat, bahkan sangat dekat sampai aku lupa kita hanya sebatas teman. Kadang, tingkah mu yang membuat ku nyaman telah menciptakan suatu keinginan yang lebih lebih dari sekedar teman, yang jika aku dapatkan itu, aku akan menjadi orang paling bahagia di dunia

Tetapi permasalahnya, hanya aku yang merasakan itu, bukan kamu. Kita dekat, hampir setiap hari kita bertemu, hampir setiap hari kau membuat ku tersenyum, dan itu semua menjadi alasan yang kuat ketika aku hampir lupa bahwa kita hanya teman. Senyum ku yang kau ciptakan dari lelucon mu itu merupakan tanda, tanda bahwa aku bahagia berada di dekat mu. Tapi, kau tidak pernah sadar akan tanda yang ku beri. Bagaikan awan hitam yang mendesak matahari siang untuk pergi ketika langit mulai mendung, aku mulai gundah. Seperti ada yang mengganjal di dada yang tidak bisa di hilangkan.


Layaknya Alva Edison yang tidak pernah menyerah dari kegagalan dalam menemukan bola lampu nya itu, aku pun juga mencoba lebih dari 1999 kali, dan tetap tidak bisa. Beda nya, Alva Edison telah berhasil menemukan bola lampu hasil temuan nya yang sekarang melihat dari atap dinding menjadi saksi bisu kedekatan kita. Tapi aku, aku menyerah di tengah-tengah. Menurutku, lebih baik gelap tanpa lampu yang menciptakan ketentraman, daripada terang nya lampu yang hanya menyilaukan.
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS